Kamis, 02 November 2017

Reiew film : Negeri Dongeng (2017)

Hari ini mau review lagi film yang sangat menarik dan sebaiknya ditonton selagi sempat. Negeri Dongeng, sebuah film dokumenter asli buatan anak negeri dengan tema pendakian dalam sudut pandang yang berbeda. Berasa seperti melihat film dokumenter dari luar negeri dengan kemasannya yang enak, menarik, dan tetap menggugah. Cerita disajikan seperti melihat versi movie dari liputan Jejak Petualang dengan alur rapat namun tetap terasa enak dan mudah dimengerti.


Tidak terlalu banyak hal teknis, namun tetap mengedepankan sebuah prinsip kepedulian dan tanggung jawab seorang penggiat alam. Tidak banyak drama, karena pada dasarnya ini adalah liputan dokumenter perjalanan. Namun Negeri Dongeng tetap mampu menyajikan cerita baru yang menghibur dan bermakna.

Negeri Dongeng hadir sebagai oase di tengah-tengah digandrunginya kegiatan pendakian gunung di Indonesia. Hadir dengan semangat kepedulian dan kecintaan sebagai bagian anak bangsa, Bangsa Indonesia. Ide berasal dari inisaitif yang digagas Anggi Frisca, seorang sineas muda penggiat kegiatan luar ruangan, lalu dengan menggandeng enam sineas muda lainnya dan jadilah proyek  “Aksa 7 Artspedition : 7 anak muda 7 kamera dan 7 gunung tanah air.”

Total perjalanan ekspedisi untuk menjelajahi tujuh puncak tertinggi di Indonesia berhasil diselesaikan dalam tiga tahun. Ini mimpi bagi banyak pendaki. Keterbatasan durasi tidak mengurangi cerita masing-masing gunung karena gunung yang disinggahi memberikan cerita yang berbeda.

Negeri Dongeng tak melulu tentang pendakian dan puncak gunung tetapi juga tentang kehidupan di sepanjang perjalanan yang ditemui dengan segala problematikanya. Ada haru ada rindu. Tawa dan air mata. Harapan dan kekecewaan, namun tanpa drama. Tersaji apa adanya. Kisah paling menarik saat episode menuju timur, Binaiya dan Cartenz Pyramid. Ehem, Tapi sebenarnya semuanya menarik.

Aargh... rasanya 104 menit kurang. Mungkin jika dipecah tiga sekuel pun rasanya masih tidak kehilangan daya magisnya.

Hhhaha... maunya...

Seringkali salut dengan komitmen para penggiat alam seperti mereka. Setuju dengan kata Medina Kamil, dalam ekspedisi Bukit Raya, mereka yang berhenti di tengah karena pendakian hanya sebagai hobi, sedangkan yang terus lanjut pendakian adalah profesi. Apalah saya yang masih penghobi ini, pergaulannya masih sebatas dengan Wukir Marhendra dan para tetangganya.

Satu lagi saat di ekspedisi Semeru, guest star nya adalah adek Matthew Tandioputra, saat itu berusia 9 tahun dan tampak sedang Trail Run. Duh enteng banget kesannya. Lalu dek Matthew ini sudah seven summit Indonesia saat berusia 11 tahun. Duh gak bisa komen lagi.

Yah demikian saja review sederhana yang bisa saya sajikan. Kalau lebih dari ini nanti malahan jadi lanjut curcol. Hhaha. 😂😂

Selamat Malam...

*Di akhir sebelum kredit, nampaknya ada Lembah Harau. Serius nih? Uuuh salah satu impian masa kecil itu..


TRAILER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar