Hari ini mau review lagi film yang sangat menarik dan
sebaiknya ditonton selagi sempat. Negeri Dongeng, sebuah film dokumenter asli
buatan anak negeri dengan tema pendakian dalam sudut pandang yang berbeda. Berasa
seperti melihat film dokumenter dari luar negeri dengan kemasannya yang enak,
menarik, dan tetap menggugah. Cerita disajikan seperti melihat versi movie dari liputan Jejak Petualang
dengan alur rapat namun tetap terasa enak dan mudah dimengerti.
Tidak terlalu banyak hal teknis, namun tetap mengedepankan
sebuah prinsip kepedulian dan tanggung jawab seorang penggiat alam. Tidak
banyak drama, karena pada dasarnya ini adalah liputan dokumenter perjalanan. Namun
Negeri Dongeng tetap mampu menyajikan cerita baru yang menghibur dan bermakna.
Negeri Dongeng hadir sebagai oase di tengah-tengah
digandrunginya kegiatan pendakian gunung di Indonesia. Hadir dengan semangat
kepedulian dan kecintaan sebagai bagian anak bangsa, Bangsa Indonesia. Ide berasal
dari inisaitif yang digagas Anggi Frisca, seorang sineas muda penggiat kegiatan
luar ruangan, lalu dengan menggandeng enam sineas muda lainnya dan
jadilah proyek “Aksa 7 Artspedition : 7
anak muda 7 kamera dan 7 gunung tanah air.”
Total perjalanan ekspedisi untuk menjelajahi tujuh puncak
tertinggi di Indonesia berhasil diselesaikan dalam tiga tahun. Ini mimpi bagi
banyak pendaki. Keterbatasan durasi tidak mengurangi cerita masing-masing
gunung karena gunung yang disinggahi memberikan cerita yang berbeda.
Negeri Dongeng tak melulu tentang pendakian dan puncak
gunung tetapi juga tentang kehidupan di sepanjang perjalanan yang ditemui
dengan segala problematikanya. Ada haru ada rindu. Tawa dan air mata. Harapan dan
kekecewaan, namun tanpa drama. Tersaji apa adanya. Kisah paling menarik saat
episode menuju timur, Binaiya dan Cartenz Pyramid. Ehem, Tapi sebenarnya
semuanya menarik.
Hhhaha... maunya...
Seringkali salut dengan komitmen para penggiat alam seperti
mereka. Setuju dengan kata Medina Kamil, dalam ekspedisi Bukit Raya, mereka
yang berhenti di tengah karena pendakian hanya sebagai hobi, sedangkan yang
terus lanjut pendakian adalah profesi. Apalah saya yang masih penghobi ini,
pergaulannya masih sebatas dengan Wukir Marhendra dan para tetangganya.
Satu lagi saat di ekspedisi Semeru, guest star nya adalah adek Matthew
Tandioputra, saat itu berusia 9 tahun dan tampak sedang Trail Run. Duh enteng
banget kesannya. Lalu dek Matthew ini sudah seven summit Indonesia saat berusia
11 tahun. Duh gak bisa komen lagi.
Yah demikian saja review sederhana yang bisa saya sajikan. Kalau
lebih dari ini nanti malahan jadi lanjut curcol. Hhaha. 😂😂
Selamat Malam...
*Di akhir sebelum kredit, nampaknya ada Lembah Harau. Serius
nih? Uuuh salah satu impian masa kecil itu..
TRAILER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar